• Paradigma keilmuan di atas sejalan dengan nama IAI sendiri, yaitu “Al-Qolam” yang artinya adalah “pena”, alat tulis terpenting dalam pengkajian dan pengembangan keilmuan. Penamaan ini terinspirasi oleh ayat al-Qur’an di bawah ini:

اَلَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ اْلإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.

“…yakni Dzat yang mengajarkan pengetahuan tulis-menulis kepada umat manusia dengan pena.

Dia mengajarkan manusia apa-apa yang belum mereka ketahui” (Q.S. Al-‘Alaq (96):4-5).

  • Narasi ayat di atas menyiratkan posisi penting dari pena, sebagai salah satu anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah swt. kepada umat manusia. Pena menghasilkan tulisan yang merupakan salah satu media komunikasi dan transformasi pengetahuan. Hampir seluruh aktivitas transformasi dan pengembangan ilmu pengetahuan bertumpu kepada media tulisan. Teori-teori ilmu pengetahuan, hikayat-hikayat bijak nenek moyang dan bahkan kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. kepada para nabi dan rasul-Nya, semuanya didokumentasikan dan ditransformasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan memakai media tulisan—dengan kata lain: pena. Tanpa media dokumentasi dan komunikasi bernama tulisan dan pena, segala urusan agama, ilmu dan kehidupan sosial tidak akan teratur.

Begitu penting nilai guna pena, sehingga Allah swt. dalam al-Qur’an bersumpah dengan menggunakan kata “pena”:

ن، وَالْقَلَمِ وَماَ يَسْطُرُوْنَ.

“Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis” (Q.S. Al-Qolam (68):1).

Terinspirasi oleh dua ayat di atas, IAI Al-Qolam memposisikan diri sebagai “pena” dalam kapasitasnya sebagai media transformasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui pengembangan beberapa bidang keilmuan seperti telah disebut di atas, IAI Al-Qolam bertanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan ilmu pendidikan Islam dan mencetak sarjana santri yang memiliki keunggulan dalam bidang sain dan tehnologi kependidikan, riset serta wawasan kebangsaan yang berdasarkan manhaj Ahl al-Sunnah wa al-Jamā‘ah