Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
Bahasa Indonesia IAI Al Qolam Malang
Bismillah…
Di Indonesia dikenal dua liburan panjang yaitu liburan pertengahan semester yang biasanya sekitar akhir Desember sampai awal Januari, dan liburan kenaikan kelas yang terjadi pada bulan Juni. Saat ini kita bertepatan dengan dua waktu libur yang akan terjadi bersamaan, yaitu liburan Ramdhan plus Idul Fitri dan juga liburan akhir semester. Liburan yang cukup panjang bagi anak sekolah. Namun waktu yang panjang itu jarang sekali digunakan untuk kegiatan yang positif.
Liburan seperti ini biasanya anak tidak memiliki agenda yang jelas tentang apa yang mereka lakukan di rumah. Karena umumnya ketika liburan panjang sekolah tidak memberikan himbuan kepada keluarga untuk melakukan kegiatan positif bersama anak-anaknya. Sehingga anak-anak mengisi liburan hanya dengan bermain handphone, gadget, game, tidur, atau nonton TV, konsepnya seakan liburan identik dengan bermalas-malasan.
Selama libur Panjang, sebaiknya sebaiknya sekolah memberikan himbauan berupa surat mengenai agenda yang harus dilakukan anak di rumah, bisa berupa tugas sekolah, atau tugas krativitas yang harus mereka kerjakan. Surat ini berisi seperti himbauan dan dilampirkan tabel kegiatan yang nantinya ditanda tangani oleh orang tua setiap anak selesai melakukan kegiatan. Bisa juga diberikan semacam stiker unik pada tabel tersebut.
Agenda kegiatan di rumah bagi anak-anak misalnya dengan tema menjalin kehangatan dengan keluarga seperti mengajak anak beribadah bersama, membersihkan rumah, memasak, berkebun, silaturrahim ke sanak saudara, atau membuat kreasi apapun sesuai dengan tingkat usia anak. Tugas sekolah bisa dengan memberikan mereka hafalan kosakata-kosakata baru yang akan mereka terima di semester berikutnya, bisa juga dengan tugas menggambar apapun yang menarik, atau membuat cerita tentang perngalaman liburan mereka setiap hari, ini bisa merangsang anak mulai melakukan literasi sejak awal. Dan bisa juga sekolah memberikan bibit tanaman berbuah yang akan anak tanam di kebun rumah mereka, nanti setelah pohon itu berbuah, buahnya dikumpulkan dan mereka meyetorkan beberapa benihnya untuk diberikan kepada adik kelas mereka sehingga sekolah tidak perlu lagi membeli.
Liburan sebaiknya anak tidak dibiarkan terus-menerus asyik di depan TV atau gawai mereka. Karena biasanya orang tua lebih senang anaknya duduk manis daripada melakukan aktivitas. Liburan adalah waktu di mana anak merekatkan hubungan dengan orang tua dan masyarakatnya, biarkan mereka belajar berinteraksi sosial dan mengenal lingkungan lebih dekat.
Liburan bisa juga diisi dengan mengikuti les private yang ada, misalnya les Bahasa Inggris, menjahit, seni atau lainnya. Usahakan orang tua benar-benar berperan mengisi waktu liburan anak, karena orang tua adalah guru mereka yang pertama kali anak temui.
Bagi mahasiswa liburan sangat bermanfaat untuk mengembangkan passion mereka, seperti mencoba rutin membuat literasi, mengarang cerpen, melakukan diskusi-diskusi, atau melakukan penelitian intens untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti tugas skripsi.
Memang terasa berat bagi kita, karena mayoritas beranggapan bahwa yang Namanya liburan identic dengan libur belajar dan tugas. Namun, watak akan terbentuk dari pembiasaan, Pendidikan akan maju bila orang tua juga berperan aktif bersama guru, masyarakat, dan pemerintah. Ah..mungkinkah ini bisa dilakukan? Atau Cuma lamunan saya saja?
Wallahu a’lam
Senin, 13 Mei 2019
07.07 WIB